Ads 468x60px

Jumat, 25 Juli 2014

Harley Davidson Model Chopper

Motor Gede Davidson Model Chopper


Tampilan boleh sangar, tapi Harley-Davidson Fatboy tahun 1999 Last Evo Engine yang di custom ala Pro Street ini menurut pemiliknya, kakak beradik Aldo dan Roy Panjaitan, punya salah satu kelebihan yaitu tetap nyaman dan fuel consumption yang baik.

Mereka menyebut tunggangan itu ’Birong’. ”Bahasa Batak, Birong berarti hitam. Karena motor ini dominan hitam,” tandas Aldo saat ditemui di showroom Mabua HD Kelapa Gading, Jak-Tim. Kebetulan dua bersaudara ini beretnis Batak, Sumut. ”Motor ini fuel consumption yang nyaman dan baik. Cuma sekali isi bensin, touring Jakarta – Bandung. Selain itu handling nya ringan, diajak manuver nyaman banget,” tukas Roy.

Menurut Aldo ia pilih custom Pro Street, karena tak banyak merubah dari desain awal. Walau ada penambahan karakter lumayan kuat di bagian bokong, tongkrongan ban belakang dibuat gambot. ”Terkesan lebih keren dengan ban gede.” Ucapnya. Teja, modifikator Imagineering Custom (IC) ikut angkat bicara, ”Ban belakang dipasang ring 18 inch merek Avon Cobra. Ban Depan Velg 21inch Fat Daddy 50spokes All Black 140/70 merek Metzeler. Over all diameter pelek depan dibuat seperti ring 23 inch.” Ungkapnya.

Lebih jauh makin terkuak part custom yang nempel di bodinya. Diantaranya mesin V&H Big Radius. Lampu depan LED Black Genuine Harley 2012, Cover Gril lampu Arlen Ness Deep Cut Comfort. Untuk membuat handling ringan, setang Paul Yaffe (PYO) Design pilihan tepat. Handgrip Genuine Harley Diamond Cut. Berlanjut, Necelle Roadking disuport ke Fatboy ini, lantas gas tank di kondom besi desain model till drop.

Shock depan progressive, diturunkan 2 inch. Dash cover plat 1,6 mili, Le Pera BareBone Hot rod Embossed Leather, serta spakbor garapan IC. REar End menggunakan PhatTail kit agar terlihat gambot dan dibalut rear fender buatan IC. Pelek Per­for­mance Machine (PM) 18 inch, begitupun disc brake, sproket, rem, kaliper serta puli buatan PM. ”Posisi dudukan naik 3-4 cm atau 1,5 inch. Demi mengejar line fashion. Hasil rembukan bertiga,” tukas Teja. ”Oya, footstep Kuryakyn ikutan di extend kit, dibikin mundur dan lebih tinggi. Supaya keamanan dan kenyamanan riding kian terasa.” Terang Aldo yang menetap di bilangan Kebayoran Baru, Jak-Sel.  Melongok performa mesin, engine stage 2 ber-screaming eagle, karbu Mikuni 42 dan saringan udara Kuryakyn. Tambah yahud Birong melibas aspal. “Spion Arlen Ness, rem hand lever buatan Kuryakin. Untuk meng-custom Pro Street ini habiskan waktu 4-5 bulan. Karena digarapnya secara perlahan, terlebih  proses penyamaan ide dan konsep kami bertiga.” jelas Teja.


Black Is A New Chrome!

Guyonan Aldo Pan­jaitan, me­­ngo­mentari HD Fatboy Pro Street 1999 yang ke­rap ia kendarai bersama kakaknya, Roy Panjaitan. Birong! Yang berarti hitam, gelap, the dark side. Sesuai warna motor tersebut. “Sengaja dibuat dominan warna hitam, tanpa corak, biar terkesan macho!” imbuh bikers yang sejak kuliah dan bekerja di Australia kerap menunggangi Yamaha R6 dan Suzuki TLR 1000R V-twin ini. Tapi Fatboy Birong ini adalah motor besar  yang paling ‘garang’ dan ‘fun to ride’ yang kami punya. Nyaris sama halnya dengan sang adik, Roy awalnya juga sering mengendarai motor jenis Superbike. “Saya main Harley-Davidson baru sekitar 3 tahun.  Tapi Birong ini motor paling nyaman yang kami punya,”  Aldo menyebut tunggangan nya satu lagi yaitu HD Streetglide nya dengan sebutan  “Birong Glide”

0 komentar:

Posting Komentar